Jelang Akhir Tahun 2018, Emas Di Puncak Tertinggi 6 Bulan

Pagi ini, kita melihat emas kembali bergerak menguat. Harga emas melanjutkan penguatan hingga kini diperdagangkan pada harga tertinggi dalam enam bulan terakhir, yaitu $1271 per troy ons. Diperkirakan, logam kuning ini akan terus mengalami penguatan.


Traders, perlu dicatat disini bahwa bias bullish emas jelang akhir tahun terlihat masih sangat kuat. Studi teknikal maupun fundamental menunjukkan pandagan bullish untuk emas. Dari sisi teknikal, bias bullish pada logam ini akhirnya terkonfirmasi sejak berhasil menembus Daily SMA 200 pada 20 Desember lalu.

Sementara dari pandangan fundamental, dovish-nya pidato Powell pada rapat The Fed beberapa waktu lalu, dan Dolar AS yang kini sedang terombang-ambing akibat masalah Government Shutdown, tentu dapat menjadi penyokong untuk aset safe haven seperti emas. Sehingga dengan demikian, proyeksi emas untuk akhir tahun ini masih sangat bullish. Maka tak heran jika emas diperkirakan akan semakin menguat.
Jelang Akhir Tahun 2018, Emas Di Puncak Tertinggi 6 Bulan
Jelang Akhir Tahun 2018, Emas Di Puncak Tertinggi 6 Bulan

Analisa Dan Rekomendasi

Coba perhatikan level-level pada chart H4 berikut ini traders. Harga emas mengakhiri sesi perdagangan Senin (24 Desember) kemarin dengan berada di sekitar level 1270.
Jelang Akhir Tahun 2018, Emas Di Puncak Tertinggi 6 Bulan
Jelang Akhir Tahun 2018, Emas Di Puncak Tertinggi 6 Bulan
Traders, sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Anda atas profit yang dicapai dari entry poin pada analisa sebelumnya. Harga telah berhasil menembus level resisten 1269.40, sehingga mengaktifkan skenario buy pada kisaran harga tersebut.

Harga yang kini sedang berada pada kisaran 1271, diperkirakan akan melanjutkan penguatan sehingga Anda dapat menahan posisi ini hingga setidaknya pada level Take Profit pertama. Sebagai antisipasi, Anda dapat memindahkan Stop Loss untuk mengurangi risiko. Atau jika Anda trader tipe konservatif, Anda dapat memindahkan level Stop Loss ke level entry poin (BEP), sehingga menjadikan perdagangan ini bebas risiko (risk-free).

Sedangkan berikut ini adalah beberapa skenario trading yang dapat digunakan sebagai acuan trading hari ini:
  1. Skenario kali ini akan kembali mencoba membuka posisi BUY. Level acuan untuk entry poin berada di level 1273.36. Dengan kata lain, Anda dapat membuka order Buy sesaat setelah harga berhasil menembus dan bergerak di atas level tersebut. Stop Loss dapat diletakkan di level 1265.70 dan Take Profit diletakkan di level 1285.08.
  2. Traders, waspadai jika level 1265.70 tersebut tembus! Jika level ini dapat dilalui sehingga menggagalkan skenario diatas, maka peluang SELL dapat dibuka. Peluang entry Sell hanya dapat dibuka jika harga berhasil menembus kebawah level 1265.70 dan stabil ditutup dibawahnya. Stop Loss dapat diletakkan pada swing high terdekat dan Take Profit hingga pada level 1250.06.
Selalu ingat dan pahami risiko serta money management Anda sebelum bertransaksi! Keep Your Trading Safe and Have a Good Trade MIA Fintech
  • R3: 1285.08
  • R2: 1280.28
  • R1: 1273.36
  • Pivot: 1265.70
  • S1: 1258.23
  • S2: 1250.06
  • S3: 1243.70

Harga Emas Stabil Di Tengah Lemahnya Dolar AS Pasca NFP

Harga emas stabil di sesi perdagangan Senin (10/Desember) sore, setelah sempat menyentuh level tinggi lima bulan di sesi sebelumnya. Melemahnya Dolar AS gara-gara laporan NFP AS yang menurun pada hari Jumat lalu, membuat spekulator yakin The Fed harus memperlambat laju kenaikan bunga tahun depan. Akibatnya, Dolar pun turun dan harga emas naik.


Harga emas spot stabil di $1,247.99 per ons pada pukul 14:00 WIB. Harga tersebut sudah sedikit turun dari level $1,250.55, yang tercapai di sesi sebelumnya. Sementara itu, harga emas futures untuk pengiriman Februari di Comex New York, naik 0.2 persen ke $1,254.75  per troy ons pada pukul 12:24 WIB.

Di sisi lain, grafik XAU/USD harian berikut ini sudah menunjukkan penurunan 0.11 persen ke 1,246.74. Sebelumnya, harga sempat menyentuh level tinggi 1,250:
Harga Emas Stabil Di Tengah Lemahnya Dolar AS Pasca NFP
Harga Emas Stabil Di Tengah Lemahnya Dolar AS Pasca NFP

Dolar AS Dikecewakan Data Ketenagakerjaan


Dolar AS melemah setelah NFP AS untuk bulan November 2018 dilaporkan turun dari 237,000 menjadi 155,000. Angka tersebut juga di bawah ekspektasi 200,000. Sementara itu, data Pertumbuhan Upah turut dirilis lebih lemah daripada ekspektasi.

Hal ini membuat spekulasi akan melambatnya kenaikan suku bunga AS tahun depan menjadi kian meyakinkan. Ditambah lagi dengan berbagai peringatan mengenai risiko perlambatan, yang diutarakan oleh sejumlah pejabat The Fed dalam pidato mereka baru-baru ini. Salah satunya adalah Deputi Gubernur The Fed, Lael Brainard, yang menyebutkan bahwa meski gambaran ekonomi AS secara umum masih positif, tetapi ada risiko-risiko yang meningkat, termasuk risiko luar negeri dan risiko utang korporasi.

Menurut Ajay Kedia, Direktur Kedia Commodities di Mumbai, lemahnya data Ketenagakerjaan AS membuat Indeks Dolar tertekan. Hal ini terbukti positif bagi emas. Kedia mengekspektasikan level resisten akan berada pada $1,270, terutama sebelum rapat FOMC digelar pada tanggal 18-19 Desember 2018. | MIA FINTECHFX

Harga Emas Turun Jelang FOMC Minggu Depan

Harga emas turun di sesi perdagangan Jumat (14/Desember) malam ini karena Dolar menguat. Grafik harian XAU/USD berikut ini menunjukkan penurunan 0.55 persen ke 1,234.73

Harga Emas Turun Jelang FOMC Minggu Depan
Harga Emas Turun Jelang FOMC Minggu Depan
Indeks Dolar naik 0.1 persen seiring dengan beralihnya perhatian investor ke The Fed. Menurut Brian Lan dari GoldSilver Central Singapura, untuk saat ini tak banyak risiko-risiko mendesak bagi harga emas. Oleh sebab itu, sebagian trader mempertahankan posisi emas mereka dan tak melikuidasinya.
"Dolar AS juga sedikit menguat .. Jadi kami tidak mengekspektasikan harga emas akan banyak berubah kecuali ada sesuatu dalam kebijakan The Fed nanti (dalam kaitannya dengan kenaikan suku bunga)." tambah Lan. | MIA

Bagaimana Kenaikan Suku Bunga AS Tahun Depan?


Untuk bulan Desember ini, konsensus mengekspektasikan kenaikan suku bunga. Namun, fokus utama dari rapat FOMC minggu depan adalah petunjuk kebijakan The Fed untuk tahun 2019. Pasalnya dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pejabat bank sentral di berbagai negara, banyak menyinggung soal perlambatan global.
Harga Emas Turun Jelang FOMC Minggu Depan
Harga Emas Turun Jelang FOMC Minggu Depan
"Sentimen Pasar terhadap emas yang zero-yielding sedang dalam risiko menurun menjelang pertemuan The Fed minggu depan, ketika suku bunga diekspektasikan akan naik ... Namun, dengan potensi terhentinya kenaikan suku bunga tahun depan, maka harga emas masih memiliki sedikit dukungan," kata Lukman Otunuga, analis dari FXTM.
Menurut survei Reuters, risiko resesi AS dalam dua tahun ke depan telah meningkat hingga 40 persen. Oleh karena itu, mereka meramalkan akan adanya perubahan kebijakan moneter yang siginfikan di bank sentral AS tahun depan, khususnya dalam hal penentuan suku bunga.
"Outlook jangka pendeknya, harga emas tergantung pada performa Dolar AS ... Bulls masih akan safe di atas level support $1,240, dengan $1,250.60 yang bertundak sebagai level of interest," tambah Otunuga. | FintechFX

Pasca NFP, Emas Catatkan Gain Terbesar Sejak Agustus 2018

Emas berjangka catatkan penguatan terbesar dengan menuju level tertinggi sejak bulan Agustus kemarin, setelah data NFP yang dinilai mengecewakan. NFP AS bulan November dirilis sebesar 155 ribu, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang berada di angka 237 ribu. Bahkan angka tersebut berada jauh di bawah ekspektasi para analis. Sementara itu, upah rata-rata hanya mengalami peningkatan tipis, dan masih di bawah ekspektasi para analis. | FintechFX


Akibatnya, Dolar AS cenderung bearish terhadap mata uang mayor lain setelah rilis data fundamental tersebut. Emas berjangka untuk pengiriman Februari ditutup naik di level $1248 per troy ons. Harga emas diperdagangkan mendekati level tertingginya selama lima bulan, sehingga memangkas penurunan year-to-date menjadi 4.8%.
Pasca NFP, Emas Catatkan Gain Terbesar Sejak Agustus 2018
Pasca NFP, Emas Catatkan Gain Terbesar Sejak Agustus 2018

Analisa Dan Rekomendasi


Perhatikan chart H1 berikut ini. Harga emas mengakhiri sesi perdagangan Jumat (7 Desember) kemarin dengan berada di sekitar level 1248.
Pasca NFP, Emas Catatkan Gain Terbesar Sejak Agustus 2018
Pasca NFP, Emas Catatkan Gain Terbesar Sejak Agustus 2018
Bias BULLISH emas kini mulai muncul hampir di semua time frame. Meskipun hingga saat ini pergerakan emas masih stabil di area 1248-1249, lonjakan yang lebih tinggi atau bahkan pergerakan korektif dapat saja terjadi.

Berikut ini adalah beberapa skenario trading yang dapat digunakan sebagai acuan trading:
  1. Skenario kali ini akan mencoba membuka posisi BUY. Level acuan berada di sekitar resisten 1252.50. Sejatinya, emas akan melanjutkan pergerakan bullish jika harga berhasil melewati level tersebut. Untuk new entry position, Anda dapat membuka order Buy di sekitar level tersebut setelah menemukan breakout yang terkonfirmasi. Stop Loss dapat ditempatkan di sekitar swing low terdekat atau maksimal di area 1243.91. Sedangkan Take Profit dapat diletakkan pada area 1258.14, atau menyesuaikan dengan risk:reward yang telah Anda sepakati.
  2. Skenario alternatif SELL juga dapat dibuka jika terjadi breakout di kisaran level 1243.91. Penembusan level yang signifikan akan membawa pair ini terkoreksi. Untuk new entry position, Anda dapat membuka order Sell di sekitar level tersebut setelah menemukan breakout yang terkonfirmasi. Stop Loss dapat ditempatkan pada swing high terdekat atau maksimal pada area 1252.50, dengan target di level 1238.89.
Selalu ingat dan pahami risiko serta money management Anda sebelum bertransaksi! Keep Your Trading Safe and Have a Good Trade! | MIA
  • R3: 1266.25
  • R2: 1258.14
  • R1: 1252.50
  • Pivot: 1243.91
  • S1: 1238.89
  • S2: 1230.56
  • S3: 1225.52

Memilih Time Frame Trading Yang Tepat

Penggunaan time frame dalam trading forex sangat relatif, bergantung pada metode dan strategi trader masing-masing. Seorang scalper yang biasanya menggunakan time frame 1 menit dan 5 menit, tentu merasa aneh ketika mencoba trading ala swing trader yang terbiasa menggunakan time frame 4 jam dan daily.


Bagi scalper sejati tentu sulit untuk mengubah cara trading yang telah menjadi kebiasaannya, demikian juga trader jangka panjang yang sudah terbiasa trading dengan time frame daily dan weekly, akan sulit jika mesti menggunakan time frame 5 menit atau 15 menit.

Tetapi time frame trading apapun yang digunakan, yang paling penting adalah hasil akhirnya yaitu memperoleh profit yang konsisten dalam periode tertentu. Artikel ini mencontohkan pemilihan time frame trading yang dianggap cocok ditinjau dari perspektif strategi trading dengan price action.

Time Frame Trader Harian (Day Trader)


Trader forex harian biasanya menggunakan time frame 5 menit hingga 1 jam. Setelah membuka satu atau beberapa posisi trading, mereka berusaha untuk menutup semua posisinya pada hari yang sama. Trader harian boleh jadi yang paling banyak jumlahnya.

Orientasi pada perolehan hasil trading harian merupakan daya tarik terutama bagi trader forex pemula. Time frame trader harian tersebut memang menarik dan banyak memberikan sinyal trading, disamping para broker forex yang memperoleh keuntungan dari spread cenderung untuk mendorong trader harian melakukan transaksi sesering mungkin.

Jika Anda trading dengan metode price action, sinyal-sinyal yang dihasilkan dari time frame rendah tersebut sering mengandung noise atau kesalahan. Trader price action biasanya trading pada time frame daily, weekly atau minimal 4 jam. Pada contoh USD/JPY 15 menit berikut sinyal-sinyal dari pin bar memang menunjukkan arah yang benar, tetapi besarnya pip dari kemungkinan profit yang diperoleh sangat tidak memadai. Kemungkinan untuk loss lebih besar sekalipun dengan risk/reward ratio yang kecil.
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat
Bandingkan tampilan USD/JPY tersebut pada time frame daily (gambar bawah). Disini Anda bisa entry pada sinyal pin bar atau inside bar,  Juga sinyal pin bar pada time frame 4 jam masih valid dan tampak juga pada time frame daily.
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat

Time Frame Scalper


Khusus untuk scalper, mereka tidak mempedulikan kualitas sinyal trading, tetapi lebih pada kuantitas posisi entry. Dengan beberapa indikator teknikal, mereka entry dengan ukuran lot besar serta level stop loss dan target profit yang sempit. Noise menjadi tidak penting, asalkan volatilitas tinggi.

Untuk itu, cara trading dengan teknik scalping memang harus menggunakan time frame sekecil mungkin agar diperoleh volatilitas maksimal. Bagi non-scalper yang tidak tahu pasti teknik scalping, time frame rendah bisa menjadi tidak efektif dan boros margin. Seperti pada chart 5 menit berikut, dengan kondisi sideways dan range yang sempit, sangat sulit untuk entry dengan sinyal trading yang valid.
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat
Memilih Time Frame Trading Yang Tepat

Time Frame Untuk Strategi Price Action


Memilih time frame trading yang tepat harus disesuaikan dengan strategi trading yang digunakan. Jika Anda menggunakan strategi trading price action, sinyal yang valid biasanya tampak pada time frame yang lebih tinggi (4 jam, daily, weekly). Sinyal pada time frame tinggi mencerminkan sentimen pasar yang cukup jelas, sementara pada time frame rendah sentimen cenderung berubah-ubah.

Namun demikian, jika Anda telah terbiasa dan cukup puas dengan time frame trading tertentu yang bisa menghasilkan profit konsisten, tidak seharusnya Anda berganti time frame. Untuk berganti acuan time frame dibutuhkan waktu untuk penyesuaian. | MIA

4 Tip Untuk Entry Yang Akurat

Entry sangat penting dan menentukan hasil akhir dalam trading forex. Metode entry yang terukur dan effisien akan menentukan keberhasilan trading dalam jangka panjang. Namun demikian, banyak trader yang menganggap entry adalah hal yang mudah dilakukan dan tidak mencari kemungkinan entry yang terbaik untuk memperoleh hasil trading yang optimal.


Entry yang tepat akan memberikan potensi risk/reward yang lebih baik termasuk penempatan stop loss yang memadai. Berikut 4 tip untuk entry yang bisa membantu memperbaiki hasil trading bila diterapkan dengan konsisten:

1. Menggunakan Limit Order Untuk Akurasi Level Entry


Sebuah limit order adalah pending order yang ditentukan diatas atau dibawah harga pasar sekarang tergantung dari arah trading yang Anda lakukan. Jika Anda trading long (akan membuka posisi buy) maka Anda bisa membuka entry limit buy dibawah harga pasar sekarang, dan jika harga bergerak turun hingga ke level entry yang Anda inginkan maka order buy akan tereksekusi. Sebaliknya jika Anda trading short (akan membuka posisi sell) maka Anda bisa membuka entry limit sell diatas harga pasar sekarang. Jika harga bergerak naik hingga ke level entry yang Anda inginkan maka order sell akan tereksekusi.

Selain limit order, pilihan lain untuk pending order adalah stop order, yaitu stop buy order dan stop sell order. Jika Anda trading long, maka Anda bisa membuka entry stop buy di atas harga pasar sekarang, dan jika harga bergerak naik hingga ke level entry yang Anda inginkan maka order sell akan tereksekusi, dan sebaliknya untuk stop sell order.

Namun demikian dari pengalaman trader, pada stop order sering terjadi slippage atau loncatan harga, sehingga Anda bisa mendapatkan harga yang lebih mahal ketika buy dan harga yang lebih rendah ketika sell. Slippage biasanya terjadi ketika volatilitas pasar sedang tinggi dan hanya pada stop order (stop buy maupun stop sell), oleh sebab itu trader lebih merekomendasikan limit order ketika menggunakan fasilitas pending order.

Limit order memungkinkan Anda mendapatkan harga entry yang akurat sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu metode yang sering digunakan adalah entry limit order pada retracement 50% dari sinyal trading (misal pin bar) karena probabilitas penerusan trend pada level tersebut biasanya tinggi, dengan demikian Anda bisa menempatkan level stop (stop loss) dengan jarak yang sekecil mungkin hingga diperoleh risk/reward ratio yang tinggi.

2. Set Up Trade Pada Penutupan Pasar (New York Close)


Trader forex mengasumsikan harga penutupan adalah harga ketika pasar New York tutup. Pada saat itu hanya pasar Selandia Baru yang baru mulai buka dan volume perdagangan relatif sangat rendah. Untuk menghindari ‘noise’ pasar Anda bisa melakukan analisa dan setup pada sekitar waktu tersebut, menentukan level-level resistance dan support yang penting, melihat sinyal trading yang mungkin terjadi dan memperkirakan trend pergerakan harga pada hari berikutnya. Untuk analisa sangat dianjurkan untuk menggunakan time frame daily.

3. Konfluensi TLS (Trend, Level, Signal)


Konfluensi atau kecocokan antara trend yang sedang terjadi, level-level kunci (support atau resistance penting) dan sinyal trading akan memberikan probabilitas keberhasilan yang cukup tinggi. Berikut beberapa contoh entry dengan prinsip konfluensi TLS:
4 Tip Untuk Entry Yang Akurat
4 Tip Untuk Entry Yang Akurat
Pada chart GBP/USD daily diatas support penting 1.66679 sebagai level kunci. Trend jelas tampak sedang bullish, dan rejection pin bar yang membentuk formasi doji pada level support tersebut adalah sinyal buy. Level terendah pin bar tersebut berada sekitar 50% dari retracement pergerakan uptrend sebelumnya. Dengan demikian konfluensi TLS telah terpenuhi. Kita bisa entry setelah sinyal pin bar atau dengan pending order limit buy pada level retracement 50% (saat harga mulai retrace).
4 Tip Untuk Entry Yang Akurat
4 Tip Untuk Entry Yang Akurat
Pada chart XAG/USD daily di atas, trend tampak jelas sedang bearish, dan rejection pin bar yang terbentuk pada level resistance penting (level kunci) tersebut adalah sinyal untuk sell. Level tertinggi pin bar sekitar 50% dari retracement pergerakan downtrend sebelumnya. Konfluensi TLS telah terpenuhi, dan kita bisa entry setelah sinyal pin bar atau dengan pending order limit sell pada level retracement 50% saat harga mulai retrace ke arah atas.

4. Checklist Untuk Entry Dan Evaluasi


Buatlah checklist untuk menentukan kriteria entry, seperti level-level support atau resistance yang dianggap penting, sinyal trading yang probabilitasnya tinggi, estimasi level entry, risk/reward ratio dan lainnya. Checklist ini juga untuk evaluasi hasil trading sebagai acuan atau untuk diperbaiki pada trade berikutnya. Checklist diperlukan untuk mempermudah mengenali karakteristik pergerakan pasangan mata uang yang Anda tradingkan. | Investasi MIA - FintechFX

Berapa Akurasi Signal Trading Yang Bagus?

Pertanyaan yang saya jadikan judul di atas adalah pertanyaan yang paling sering diajukan kepada saya, di samping pertanyaan senada seperti, “Berapa persen akurasi signal trading Bapak?”. | MIA


Banyak trader (biasanya pemula) sangat mendewakan akurasi. Begitu mendewakannya sehingga mereka beranggapan bahwa strategi trading yang baik adalah yang akurasinya adalah 100%.

Pertanyaannya, mungkinkah akurasi dari analisa seorang trader (atau analis) mencapai angka 100%?

Bisa.

Lho, kok bisa? Bukankah selama ini saya mengatakan bahwa tidak mungkin akurasi bisa 100%, karena manusia tidak mungkin maha benar?

“Bisa” di sini tentu bukan tanpa syarat dan yang pasti: tidak selamanya benar.

Bagaimana ceritanya?


Mari kita ambil contoh kasus. Ini kisah nyata.


Ada seorang trader (pemula, tentu saja), sebut saja bernama Budi, datang kepada kami dan mengabarkan bahwa ia pernah mengikuti signal trading yang disediakan seseorang dengan akurasi hampir 99%. Kabar itu menjadi lebih menarik ketika ia bersaksi bahwa modalnya bisa berkembang sebesar lebih dari 100% hanya dalam waktu seminggu.

Terus terang, cerita seperti itu bukan kisah baru bagi saya. Saya teramat sering mendengar kisah yang bahkan lebih fantastis daripada itu.

Lalu apakah itu berarti tidak mungkin modal berkembang sampai 100% dalam seminggu? Saya tidak bilang begitu. Mungkin saja, bahkan sangat mungkin.

Hanya saja, ada satu hal yang sering dilupakan (atau mungkin bahkan tidak diketahui) para trader, yaitu bahwa performa strategi/signal trading di masa kini tidak mencerminkan performa di masa lampau maupun di masa depan. Artinya, tetap ada kemungkinan starategi/signal trading tersebut akan mengalami “masa kelam” di masa mendatang. Nothing on this earth is perfectly perfect. 

Trader Top Dunia Pun Pernah Loss


Pada kenyataannya, bahkan trader-trader kelas dunia pun pernah mengalami kerugian. Mereka bukan orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang sangat berdedikasi di bidang trading serta kualitas mereka pun sudah dibuktikan oleh dunia. Sebut saja nama seperti Ed Seykota, trader kawakan yang sudah berkecimpung di dunia trading sejak tahun 1970. Simak petuahnya yang paling terkenal, “The elements of good trading are: 1) cutting losses, 2) cutting losses, and 3) cutting losses. If you can follow these three rules, you may have a chance.”

Jadi, menurut Ed Seykota, ada tiga elemen trading yang baik, yaitu cut loss, cut loss dan cut loss. Kita akan berkesempatan sukses dalam trading, menurut Seykota, jika kita mengikuti tiga aturan tersebut.

Artinya, bahkan trader sekaliber Ed Seykota pun mengakui bahwa tidak mungkin ia senantiasa benar. Ada kalanya analisanya salah dan ia harus melakukan cut loss.

Dan Ed Seykota masih survive sampai sekarang sebagai trader yang bukan trader biasa. Bahkan Jack D. Schwager, pakar trading lain yang juga merupakan penulis buku best seller “Market Wizards”, menyebut bahwa “pencapaiannya (Seykota) sudah semestinya menempatkannya sebagai salah satu trader terbaik di masa kita.”

Bukan hanya Ed Seykota yang menegaskan bahwa mereka pernah “salah”. Sebut saja nama-nama seperti Victor “Trader Vic” Sperandeo, Marty Schwartz, Paul Tudor Jones, Randy McKay. Mereka secara implisit maupun eksplisit mengakui bahwa mereka pernah merugi.

Mengapa saya paparkan hal ini? Karena ini berhubungan dengan judul artikel ini. Yang ingin saya sampaikan adalah, bahkan trader top kelas dunia pun pernah rugi dan kerugian yang mereka alami tak mempengaruhi kesuksesan mereka sebagai trader top.

Lalu harus bagaimana, dong?


Di atas sudah saya ceritakan tentang kesaksian pak Andi. Lalu apakah kesaksian pak Andi di atas itu bohong?

Tidak begitu juga.


Bahkan saya tertarik untuk mencoba signal yang diceritakan pak Andi itu. Kita harus terbuka pada hal-hal baru, tetapi ingatlah apa yang akan saya tuliskan di paragraf selanjutnya.

Silakan Anda meyakini bahwa sebuah strategi/signal trading benar-benar bagus, tetapi Anda tetap harus menyadari bahwa strategi/signal trading itu adalah buatan manusia. Manusia memiliki keterbatasan, sehingga strategi yang ia hasilkan mungkin saja – seperti yang saya sebut di atas – suatu saat akan menemui kegagalan.

Untuk itu, pergunakanlah risk management dan money management yang sesuai dengan modal Anda. Batasi resiko, pergunakan modal dengan bijak. Jika dua hal ini Anda terapkan dengan baik, Anda akan menemukan bahwa akurasi bukanlah satu-satunya hal yang menentukan kesuksesan trading.

Beberapa pekan terakhir ini saya menguji sebuah strategi trading secara live, mempergunakan real account, yang katanya memiliki akurasi tinggi. Ternyata betul, akurasinya tinggi. Tetapi sayangnya, penerapan risk management-nya tidak terlalu bagus. Akhirnya? Minus, Saudara-Saudara.

Di bawah ini saya tunjukkan sebagian penting dari Detailed Statement-nya.
Berapa Akurasi Signal Trading Yang Bagus?
Berapa Akurasi Signal Trading Yang Bagus?
Dengan akurasi mencapai 81,4 persen, bisa disimpulkan bahwa kira-kira 8 dari 10 transaksi yang dilakukan berdasarkan strategi tersebut membuahkan profit, tetapi dua transaksi yang lain (yang berakhir loss) mampu MENGHAPUS semua keuntungan dari 8 transaksi sebelumnya.

Itu adalah bukti bahwa akurasi bukanlah segalanya. Dari Detailed Statement di atas, bisa kita lihat bahwa dari 43 transaksi yang dilakukan, hanya 8 yang merugi. Tetapi hasil keseluruhan masih rugi.

Tetapi bukan berarti akurasi tidak penting lho. Tetap penting, tetapi tidak akan bermakna jika tidak diimbangi dengan manajemen resiko dan manajemen modal yang baik. | FintechFX

Jadi, menjawab pertanyaan judul di atas mungkin bisa saya sampaikan seperti ini:


Strategi atau signal trading yang bagus tidak dilihat dari akurasinya, melainkan dari akumulasi hasil semua transaksi yang dilakukan. Kalau akumulasi hasil transaksinya positif, berarti strategi/signal tersebut cocok untuk Anda. Jika sebaliknya, mungkin tidak cocok untuk Anda.

Tetapi pertanyaan seperti judul artikel ini tidak pernah berhenti saya terima. Baiklah. Saya sebutkan saja, bahwa asalkan akurasi signal dari strategi trading Anda tidak kurang dari 50%, itu sudah cukup baik. Asalkan – sekali lagi – diperkuat dengan risk management dan money management yang tepat.